Sabtu, 10 Januari 2009

Kesangsian Wanita

Masih sangsikah wanita dengan kemuliaanya

Bias Gender tak pernah pudar untuk bahan diskusi sampai2 ketika anak2ku terlahir dengan jender perempuan semua, aku menganggapnya mungkin ini suatu isyarat kalau aku tidak boleh surut untuk berbicara ttg keadilan gender.. kultur yang berbias keadilan gender justru dipicu pola pikir perempuan2 .., memang aneh …tapi coba kalau kita ingat2 seperti apa ibu2 kita dulu memperlakukan kita anak2nya, perlakuan dalam mendidik calon2 manusia dewasa sudah begitu bedanya menyiapkan kita yang perempuan ini dengan saudara2 kita yang laki2 .. terlebih ketika kita di didik dalam keterbatasan orang tua kesempatan sekolahpun anaknya yang laki2 didulukan.. siapa yang salah coba karena mereka juga mendapat perlakuan seperti itu sebelumnya secara tidak sadar justru para perempuan inilah yang paling banyak membangun kultur ketidak adilan jender .. belum lagi tafsir2 Alquran yang melanggengkan budaya itu seakan gak ada celah buat para perempuan ini untuk memiliki keleluasaan yang setara dengan laki2, tidak ada kesempatan memiliki hak yang sama , kapan ya tidak menempatkan wanita pada posisi manusia kedua untuk memberikan pertimbangan2 dan kesaksian2 di kehidupan sosialnya .. ah perempuan…,

Ada pendapat yang mengatakan susah jadi wanita ISLAM, mereka berpendapat seperti ini karena ,ribet ngurus aurat, kalau pergi2 minta izin/patuh dengan suami, warisanpun di bedakan, harus mengandung dan menyusui, talakpun ada di tangan suami, wanitapun lebih sedikit kesempatan beribadah karena ada jeda haid.

Segitu tidak beruntungnya wanita maka banyak yang menggugat untuk persamaan hak padahal kalau mau kita merenung bukan gugat menggugat yang harusnya kita dahulukan tapi pahami dulu mengapa hal2 yang tidak menguntungkan itu harus menjadi bagian dari sisi wanita.., semua itu dalam rangka untuk kemuliaanya :
1. Bila aurat kita analogikan benda yg mahal harganya akan dijaga dan dibelai serta disimpan di tempat yang teraman dan terbaik. Sudah pasti intan permata tidak akan dibiarkan terserak bukan?
2. Kalau tentang patuh dan ijin..,Itulah bandingkan.., wanita. perlu taat kepada suami tetapi lelakipun wajib taat kepada ibunya 3 kali lebih utama dari bapaknya, bukankah ibu adalah wanita,
3. Wanita menerima pusaka/warisan kurang dari lelaki tetapi harta itu menjadi milik pribadinya dan tidak perlu diserahkan kepada suaminya, manakala lelaki menerima pusaka/warisan, ia akan menggunakan hartanya utk isteri dan anak-anaknya.
4. Wanita perlu bersusah payah mengandung dan melahirkan anak, saat itu wanita mendapat curahan doa yang tulus dari segala makhluk, malaikat dan seluruh makhluk ALLAH se isi alam semesta ini, dan jika mati karena melahirkan adalah syahid.
5. Di akhirat kelak, seorang lelaki akan mempertanggungjawabkan 4 wanita: isterinya, ibunya, anak perempuannya dan saudara perempuannya..
6. Dan sebaliknya seorang wanita, di jaga oleh dan terhadapnya ditanggung oleh 4 orang lelaki yaitu: Suaminya, ayahnya, anak lelakinya dan saudara lelakinya.

Semoga setelah memahami hal2 diatas tidak sangsi bahwa Allah SWT sungguh menciptakan wanita dalam fitrahnya untuk kemuliaan, dengan pemahaman ini diharapkan setiap dari seorang wanita mampu menginterprestasikan perannya yang paling utama adalah menjadi pendidik calon2 pemimpin masa depan bangsa sebagai pengganti para pemimpin masa kini yang sudah kehilangan nilai2 kemuliaan. Ibu menjadi madrasah pertama dan paling utama dari anak2 bangsa…